PKM Internasional dengan Universitas Tunku Abdul Rahman, Malaysia
Sebagai seorang akademisi, saya selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk Indonesia melalui penelitian yang berkualitas. Penelitian bukan hanya sekadar tugas, tetapi merupakan bagian penting dari Tri Dharma perguruan tinggi yang menghubungkan kita dengan masyarakat dan lingkungan. Kita semua tahu bahwa ilmu pengetahuan memiliki batasan, dan sebagai manusia, kita tidak sempurna. Kita adalah makhluk sosial yang membutuhkan kolaborasi dan kerja sama. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjalin kemitraan antara peneliti dari berbagai disiplin ilmu agar dapat mencapai hasil yang lebih baik.
Dalam dunia penelitian, kolaborasi tidak hanya terbatas pada satu bidang saja. Kita juga perlu melibatkan disiplin-disiplin lain yang dapat memberikan kontribusi signifikan. Sebuah penelitian mungkin berhasil di satu tempat, tetapi tantangan yang berbeda bisa muncul di lokasi lain dengan kondisi yang berbeda. Itulah mengapa kolaborasi antara peneliti dari berbagai negara dan latar belakang sangat penting untuk menghasilkan temuan yang relevan dan bermanfaat.
Tanggal 15 Oktober 2024 adalah hari yang sangat berarti bagi saya. Saya berkesempatan untuk menghadiri forum kolaborasi penelitian yang melibatkan akademisi dari Indonesia dan Universiti Tunku Abdul Rahman, Malaysia. Dalam acara tersebut, saya diberi kehormatan untuk berbicara tentang “Ornamental Fish and Consumption Fish Business Based on the Blue Economy”. Saya memilih topik ini karena ekonomi biru sangat relevan dengan tantangan global yang kita hadapi saat ini, terutama dalam upaya mencapai keberlanjutan dan mengurangi dampak lingkungan.
Mungkin bagi sebagian orang, istilah ekonomi biru terdengar asing. Namun, konsep ini sebenarnya sudah ada sejak lama dan kini semakin diperhatikan oleh banyak negara dalam rangka mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Topik ini juga merupakan kelanjutan dari penelitian saya di bidang ekonomi pembangunan, khususnya terkait dengan ekonomi biru. Sesuai namanya, ekonomi biru sangat erat kaitannya dengan sumber daya laut. Menariknya, hasil tangkapan laut tidak hanya dinikmati oleh masyarakat pesisir, tetapi juga didistribusikan hingga ke daerah yang jauh dari pantai. Ini menunjukkan bahwa ikan, sebagai salah satu sumber protein hewani yang kaya, memiliki peran penting dalam ketahanan pangan kita.
Acara bincang kolaborasi ini mengusung tema “Interdisciplinary Discussion Forum on Sustainable Business, Heritage Conservation, Digital Health, and Technopreneurship”. Tema ini sangat relevan dengan tantangan global yang kita hadapi saat ini, mulai dari pemanfaatan sumber daya lingkungan yang berkelanjutan hingga inovasi digital. Saya sangat terkesan dengan partisipasi aktif dari para peserta, yang menunjukkan semangat kolaborasi yang tinggi di antara akademisi internasional.
Dengan harapan, acara bincang kolaborasi ini dapat menjadi titik awal bagi kerja sama yang lebih luas dan berkelanjutan antara akademisi Indonesia dan Malaysia. Saya juga berharap hasil dari diskusi ini dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi pengembangan ekonomi biru dan keberlanjutan lingkungan di kedua negara. Mari kita bersama-sama menciptakan masa depan yang lebih baik!
